Bisnis influencer sudah menjadi tren dunia pemasaran di manapun beberapa tahun terakhir seiring dengan tren tingginya pemakaian media sosial. Banyak brand memakai teknik mempengaruhi untuk menggaet calon konsumen atau memperdalam keterikatan konsumen dengan brand mereka.
Artikel berikut ini akan membahas tren bisnis influencer secara global 2021 sebagaimana kami ambil dari hasil survei Influencer Marketing Benchmark Report 2021. Survei ini melibatkan lebih dari lima ribu agensi pemasaran, brand, dan pihak profesional terkait.
Rincian tentang survei
Lebih dari lima ribu responden berasal dari berbagai macam latar belakang. Sebanyak 70% dari responden tersebut berfokus pada sektor Bisnis ke Konsumen (B2C) sedangkan sisa 30% pada Bisnis ke Bisnis (B2B).
Sebanyak 47% responden tersebut tinggal di Amerika Serikat, 11% di Eropa, 13% Asia Pasifik, 5% Afrika dan 19% menyebut lokasi lainnya sebagai Yang Lainnya. Sektor yang mereka geluti sekarang adalah Mode & Kecantikan (25%), Kesehatan & Kebugaran (13%), Gaya Hidup (10%), Game (9%), Keluarga, Pengasuhan & Rumah (7%), dan Olahraga (6%). Sisa 29% menyebut Sektor Lainnya.
Industri Influencer Marketing Akan Capai US$13,8 Miliar Tahun Ini
Walau dibayangi pandemi COVID-19, bisnis influencer atau influencer marketing diprediksi mencapai US$13,8 miliar pada 2021. Hasil survey selanjutnya menyebutkan bahwa lebih dari 240 agensi yang berfokus pada influencer marketing dan platform influencer didirikan pada 2019.
Mayoritas (59%) dari responden menyatakan mengalokasikan anggaran tersendiri untuk pemasaran konten, dan 75% dari dana tersebut bertujuan untuk influencer marketing tahun ini saja.
Sebanyak 90% responden mempercayai influencer marketing akan menjadi cara pemasaran yang efektif. Hasil temuan lainnya menyebut mayoritas brand memakai influencer yang sama untuk berbagai kampanye produk atau jasa mereka.
Brand masih memberikan hadiah contoh atau diskon untuk produk yang lebih mahal ketimbang memberikan uang tunai ke influencer mereka. Untuk mengetahui bisnis influencer sukses atau tidak, brand akan melihat konversi atau penjualan mereka sebagai indikatornya.
Instagram masih menjadi platform favorit bagi 67% responden tetapi diakui TikTok influencer marketing sedang naik daun besar-besaran.
Bisnis influencer memegang peran penting bagi kinerja pemasaran secara keseluruhan bagi responden. Hal ini terlihat dari 67% responden yang mengukur Return on Investment (ROI) dari kampanye influencer mereka. Tak mengherankan 83% perusahaan dari responden tersebut mengambil anggaran influencer marketing dari anggaran pemasaran mereka.
Menemukan influencer tetap menjadi tantangan terbesar namun kini semakin mudah ditangani. Poin menarik kami ambil dari Upfluence yang menyebutkan tingkat keterkaitan lebih baik untuk influencer dengan jumlah follower lebih sedikit (micro-influencer) dibandingkan dengan influencer lebih besar.
Sebagai contoh, tingkat keterkaitan micro-influencer di Instagram mencapai rerata 3,86%, lebih tinggi dari influencer lainnya, termasuk 1,21% untuk mega-influencer. Micro-influencer sendiri mempunyai follower kurang dari 15 ribu sedangkan mega-influencer merangkul lebih dari satu juta follower.
Apakah prediksi tren bisnis influencer di atas benar-benar akan terwujud? Coba kita lihat nanti ya, Selegrafers!